Profil Desa Mliwis

Ketahui informasi secara rinci Desa Mliwis mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mliwis

Tentang Kami

Jelajahi profil Desa Mliwis, Cepogo, Boyolali, sebuah desa bersejarah di lereng Merbabu yang unik. Temukan potensi ekonomi dari pertanian sayur, peternakan sapi perah, hingga kerajinan tembaga, dan misteri makam Ki Ageng Singoprono.

  • Pusat Pertanian Lereng Merbabu

    Desa Mliwis merupakan sentra agrikultur penting, khususnya budidaya sayur-mayur seperti kubis dan cabai, yang ditopang oleh kesuburan tanah vulkanik lereng Gunung Merbabu.

  • Warisan Sejarah dan Spiritualitas

    Nama desa ini berasal dari legenda burung Mliwis (belibis) dan menjadi lokasi Makam Ki Ageng Singoprono, seorang tokoh penyebar agama Islam yang dihormati, menjadikan desa ini tujuan wisata religi.

  • Diversifikasi Ekonomi Kreatif

    Selain pertanian dan peternakan sapi perah yang dominan, masyarakat Desa Mliwis juga mengembangkan sektor ekonomi kreatif, terutama kerajinan tembaga dan kuningan yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi.

XM Broker

Terletak di lereng Gunung Merbabu yang sejuk dan subur, Desa Mliwis di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, memancarkan pesona unik yang terjalin dari legenda masa lalu, ketekunan agraris dan percikan api seni kerajinan logam. Nama desa yang puitis ini menyimpan kisah asal-usul yang menarik, sementara tanahnya menjadi lumbung sayur-mayur dan susu sapi yang vital bagi perekonomian regional. Lebih dari itu, Mliwis juga dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir Ki Ageng Singoprono, seorang tokoh penyebar Islam yang dihormati, menjadikan desa ini titik perpaduan antara aktivitas ekonomi duniawi dan ketenangan spiritual.Sebagai salah satu desa penyangga di kawasan agropolitan Cepogo, Desa Mliwis tidak hanya berperan sebagai produsen komoditas pertanian. Keberadaan para perajin tembaga dan kuningan menambah dimensi lain pada profil ekonominya, menunjukkan adanya diversifikasi keahlian yang diwariskan secara turun-temurun. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Mliwis, mulai dari cerita rakyat yang membentuk namanya, kondisi geografis dan demografi, pilar-pilar ekonomi yang menopangnya, hingga potensi wisata religi dan budaya yang menjadikannya istimewa.

Asal-Usul Nama dan Kondisi Geografis

Nama "Mliwis" diyakini oleh masyarakat setempat berasal dari legenda seekor burung Mliwis (Belibis Putih) yang konon sering terlihat di wilayah ini pada masa lampau. Cerita rakyat ini menjadi bagian dari identitas budaya desa, memberikan sentuhan historis dan mistis pada lanskapnya yang indah. Keberadaan legenda ini menandakan betapa masyarakat lokal memiliki ikatan yang kuat dengan alam dan sejarah lingkungan mereka.Secara geografis, Desa Mliwis berada di ketinggian yang ideal untuk pertanian hortikultura, dengan kontur tanah bergelombang dan berbukit khas lereng gunung. Berdasarkan data administrasi, luas wilayah Desa Mliwis adalah sekitar 312,2 hektar. Lahan yang luas ini didominasi oleh tegalan dan perkebunan sayur yang dikelola secara intensif oleh masyarakat.Batas-batas administratif Desa Mliwis meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Wonodoyo dan Desa Cabeankunti, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Kembang Kuning, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cabeankunti dan Desa Paras, serta di sebelah barat berbatasan langsung dengan wilayah Desa Tarubatang (Kecamatan Selo). Lokasinya yang strategis ini menempatkannya di jalur vital yang menghubungkan pusat Kecamatan Cepogo dengan kawasan wisata Selo. Menurut data kependudukan terbaru, Desa Mliwis memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.150 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.329 jiwa per kilometer persegi.

Ekonomi Desa: Pertanian, Peternakan, dan Kerajinan Tembaga

Perekonomian Desa Mliwis ditopang oleh tiga sektor utama yang menjadi fondasi kesejahteraan masyarakatnya. Pertama adalah sektor pertanian, yang menjadi mata pencaharian mayoritas penduduk. Komoditas unggulan dari desa ini adalah sayur-mayur seperti kubis, sawi, kentang, dan cabai. Didukung oleh tanah vulkanik yang subur dari Gunung Merbabu, hasil panen dari Mliwis dikenal memiliki kualitas yang sangat baik dan menjadi pemasok utama untuk Pasar Sayur Cepogo serta pasar-pasar lain di kota-kota sekitarnya.Pilar kedua adalah peternakan sapi perah, yang merupakan karakteristik umum perekonomian di Kecamatan Cepogo. Hampir setiap rumah tangga petani juga beternak sapi perah, yang memberikan pendapatan harian yang stabil dari penjualan susu segar. Susu dari Mliwis dikumpulkan oleh koperasi untuk kemudian disalurkan ke berbagai industri pengolahan susu. Sinergi antara pertanian dan peternakan berjalan dengan sangat baik, di mana limbah pertanian menjadi pakan ternak dan kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik untuk ladang.Keunikan Desa Mliwis terletak pada pilar ekonomi ketiganya, yakni industri kerajinan logam, khususnya tembaga dan kuningan. Sejumlah warga desa memiliki keahlian sebagai perajin, membuat berbagai produk mulai dari peralatan rumah tangga seperti dandang dan wajan, hingga barang-barang seni dan dekoratif seperti kaligrafi, relief, dan kubah masjid. Keberadaan sentra kerajinan ini menunjukkan adanya diversifikasi ekonomi yang kreatif dan bernilai tambah tinggi, melanjutkan tradisi kerajinan logam yang telah lama ada di kawasan Cepogo.

Potensi Wisata Religi dan Budaya: Makam Ki Ageng Singoprono

Salah satu daya tarik utama Desa Mliwis yang membedakannya dari desa-desa lain di sekitarnya adalah keberadaan Makam Ki Ageng Singoprono. Beliau dikenal sebagai seorang ulama dan tokoh penyebar agama Islam di wilayah lereng Merbabu pada masa lampau. Sosoknya yang dihormati menjadikan makamnya sebagai tujuan wisata religi dan ziarah bagi banyak orang dari berbagai daerah.Kompleks makam yang terletak di salah satu dukuh ini selalu ramai dikunjungi, terutama pada hari-hari tertentu dalam kalender Islam atau saat tradisi lokal seperti "sadranan" digelar. Keberadaan makam ini tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar melalui penyediaan jasa dan penjualan oleh-oleh bagi para peziarah. Pemerintah desa dan masyarakat terus berupaya menjaga dan menata kawasan makam ini agar lebih nyaman dan dapat diakses oleh pengunjung. Potensi ini menempatkan Mliwis dalam peta wisata religi Kabupaten Boyolali.Pengembangan lebih lanjut dapat mengintegrasikan wisata religi ini dengan wisata budaya dan agrowisata. Pengunjung yang datang berziarah dapat ditawari paket wisata untuk melihat proses pembuatan kerajinan tembaga, belajar tentang pertanian sayur organik, atau sekadar menikmati keindahan alam dan kuliner khas lereng Merbabu.

Tata Kelola dan Prospek Pembangunan Desa

Pemerintah Desa Mliwis secara aktif mendukung pengembangan seluruh potensi yang dimiliki desa. Dalam bidang pertanian, program penyuluhan dan modernisasi alat pertanian terus digalakkan untuk meningkatkan produktivitas. Sementara itu, untuk sektor kerajinan, pemerintah desa berupaya membantu para perajin dalam hal promosi dan perluasan akses pasar, sehingga produk mereka dapat dikenal lebih luas.Ke depan, Desa Mliwis memiliki prospek yang sangat cerah. Tantangannya adalah bagaimana mengelola dan mengembangkan potensi yang beragam ini secara terpadu dan berkelanjutan. Sinergi antara kekuatan pertanian, keunikan wisata religi, dan nilai seni kerajinan logam dapat menjadi formula yang ampuh untuk mengangkat Desa Mliwis menjadi salah satu desa percontohan di Kabupaten Boyolali—sebuah desa yang sejahtera secara ekonomi, kaya secara budaya, dan kokoh secara spiritual.